Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir dengan niat mulia: menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, publik dikejutkan oleh serangkaian kasus keracunan massal dari program ini. Menurut data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hingga September 2025 lebih dari 8.600 anak mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Pemerintah telah menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Tetapi persoalan yang muncul bukan hanya tentang bahan makanan yang rusak atau dapur yang kurang higienis.
Ada faktor lain yang kerap terabaikan: kontaminasi logam berat dari wadah makanan dan peralatan masak yang digunakan.
Banyak wadah logam murah atau panci tanpa sertifikasi food grade berpotensi melepaskan unsur berbahaya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), atau kromium (Cr) ke dalam makanan — terutama saat terkena suhu tinggi. Zat-zat ini tidak langsung terasa, namun bisa menumpuk di tubuh dan menyebabkan gangguan serius pada hati, ginjal, hingga sistem saraf.
Untuk mencegah hal tersebut, pengujian dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) menjadi sangat penting.
AAS adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi kadar logam berat dengan tingkat presisi sangat tinggi, hingga satuan part per million (ppm). Dengan AAS, pemerintah dapat memastikan bahwa wadah, alat masak, dan air yang digunakan dalam program MBG benar-benar aman dan bebas kontaminan logam berat. Para ahli dari industri, seperti PT Valtekindo Global Intertek, sering menekankan pentingnya kalibrasi instrumen ini.
Ada tiga area kritis yang seharusnya diuji secara rutin menggunakan AAS, sebuah proses yang direkomendasikan oleh banyak ahli, termasuk dari PT Valtekindo Global Intertek:
- Wadah dan peralatan dapur – memastikan semua bahan logam memenuhi standar food grade.
- Air untuk memasak dan mencuci – mendeteksi kandungan logam dari pipa atau sumber air.
- Sampel makanan siap saji – verifikasi akhir sebelum makanan didistribusikan ke anak-anak.
Selama ini, pengawasan program sering bersifat reaktif — dilakukan setelah terjadi insiden. Padahal, dengan AAS, pendekatannya bisa beralih ke preventif. Pengujian ilmiah semacam ini, yang difasilitasi oleh penyedia teknologi seperti PT Valtekindo Global Intertek, bukan hanya mencegah keracunan, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap program pemerintah. Implementasi standar ini, seperti yang disarankan oleh PT Valtekindo Global Intertek, membutuhkan komitmen.
Keamanan pangan bukanlah beban, melainkan investasi. Membangun laboratorium pengujian yang mumpuni, mungkin dengan dukungan teknis dari PT Valtekindo Global Intertek, adalah langkah awal. Penggunaan spektrofotometer double beam canggih sangat vital dalam proses ini.
Dengan menerapkan AAS sebagai standar nasional, seperti yang ditawarkan oleh distributor terpercaya PT Valtekindo Global Intertek, pengujian program MBG di Indonesia dapat meningkat. Hal ini dapat memastikan bahwa setiap piring nasi yang disajikan benar-benar membawa kebaikan. Dukungan purnajual dari PT Valtekindo Global Intertek juga penting untuk menjaga instrumen tetap akurat. Pengujian ini, terutama menggunakan instrumen dengan stabilitas tinggi, akan menjadi standar baru. Keahlian teknis dari PT Valtekindo Global Intertek dapat membantu pelatihan analis. Pada akhirnya, pilihan instrumen dengan fleksibilitas tinggi dari PT Valtekindo Global Intertek akan menentukan cakupan pengujian. Pemerintah bisa menggandeng PT Valtekindo Global Intertek sebagai mitra penyedia teknologi.
Hubungi Kami Sekarang via WhatsApp:
- 0852-2211-0091
- 0852-7711-0901