Zaman telah berubah. Kini, masyarakat tidak lagi sekadar menjadi penonton pasif berita. Mereka ingin didengar, dilibatkan, bahkan menjadi bagian dari narasi. Menyadari hal itu, Portal Narasi meluncurkan kanal Cuitan Rakyat, sebuah ruang terbuka tempat publik menyampaikan suara, opini, atau kritik yang lahir dari realitas sehari-hari.
Berbeda dari kolom komentar biasa, Cuitan Rakyat bukan tempat gaduh, melainkan ruang reflektif. Di sinilah berita bertemu suara warga. Di sinilah media berhenti berbicara sendiri, dan mulai benar-benar mendengarkan.
Menyuarakan yang Tak Terucap
Banyak hal di sekitar kita yang sebenarnya penting, namun tak mendapat sorotan. Cuitan Rakyat hadir untuk menjembatani hal-hal kecil yang luput, seperti keresahan seorang petani yang kekurangan pupuk, atau seorang ibu yang kesulitan mengakses layanan kesehatan.
Kanal ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan apa yang mereka alami secara langsung, tanpa harus melewati birokrasi atau menunggu liputan besar.
Portal Narasi menjadikan ini bagian dari komitmen redaksional: menyajikan realita dari bawah, bukan hanya dari atas. Dan dalam praktiknya, ini lebih dari sekadar fitur—ini adalah pendekatan jurnalisme yang mengakar.
Bersama Media Lokal, Suara Makin Luas
Dalam memperluas jangkauan dan kedalaman informasi, Portal Narasi tak bekerja sendiri. Ia menggandeng media lokal yang telah terbukti memahami denyut wilayah masing-masing. Salah satu contohnya adalah kemitraan dengan Berita Situbondo Terkini.
Dari kemitraan inilah lahir berbagai kontribusi yang memperlihatkan sisi Situbondo yang selama ini jarang tersentuh media besar. Misalnya, laporan warga tentang ancaman abrasi di pesisir timur, atau kisah sukses komunitas pemuda di pelosok desa yang menggerakkan literasi digital.
Melalui koneksi ini, Portal Narasi tidak hanya memperluas cakupan, tetapi juga memperkaya sudut pandang. Karena ketika cerita daerah dibawa ke tingkat nasional, maknanya pun ikut bertumbuh.
Mengolah, Bukan Sekadar Menyampaikan
Setiap suara yang masuk ke Cuitan Rakyat tidak langsung tayang begitu saja. Tim redaksi akan menyaring, mengklarifikasi, dan bila perlu, mendalami cerita tersebut untuk diangkat sebagai laporan jurnalistik.
Dengan demikian, setiap keluhan publik bukan hanya disampaikan, tapi juga disusun dalam konteks yang lebih besar. Misalnya, sebuah unggahan tentang antrean panjang di layanan kesehatan desa bisa menjadi awal laporan tentang distribusi tenaga medis di wilayah-wilayah terpencil.
Inilah bentuk jurnalisme yang tak hanya hadir untuk memberitakan, tapi juga menghubungkan—antara warga, kebijakan, dan solusi.
Memanfaatkan Teknologi untuk Akses Setara
Portal Narasi juga mengembangkan fitur sederhana agar siapa pun bisa mengakses kanal Cuitan Rakyat. Tak perlu akun media sosial atau keterampilan teknis. Lewat form online, warga bisa menuliskan keluhan, cerita, atau ide mereka—yang kemudian dikurasi oleh tim redaksi.
Fitur ini dibuka selebar-lebarnya untuk semua kalangan. Bahkan, dalam beberapa inisiatif kolaboratif, Portal Narasi mengajak sekolah-sekolah dan komunitas desa untuk ikut menyuarakan pengalaman mereka.
Kemudahan akses ini menjadikan kanal Cuitan Rakyat benar-benar milik semua orang—dari kota besar hingga desa-desa kecil seperti yang ada di pelosok Situbondo.
Transparansi dan Tanggung Jawab Redaksi
Dalam mengelola partisipasi publik, Portal Narasi tetap menjunjung tinggi prinsip jurnalistik: kebenaran, kehati-hatian, dan kejelasan. Karena itu, meski membuka ruang seluas-luasnya, media ini tetap selektif agar kanal ini tidak berubah menjadi ruang fitnah atau informasi keliru.
Redaksi juga terbuka terhadap koreksi. Jika ada masukan atau klarifikasi dari publik terhadap pemberitaan, mereka tak segan meninjau ulang dan menerbitkan perbaikan bila memang diperlukan. Ini membuktikan bahwa Cuitan Rakyat bukan jalan satu arah.
Dampak Nyata di Masyarakat
Sudah banyak cerita yang lahir dari Cuitan Rakyat berujung pada perubahan nyata. Salah satu contohnya adalah peliputan tentang gangguan irigasi di salah satu kecamatan di Situbondo yang semula hanya berasal dari unggahan warga. Setelah diangkat secara serius, isu tersebut mendapat perhatian dari pemangku kebijakan lokal dan ditindaklanjuti.
Contoh seperti ini memperlihatkan kekuatan kolaborasi: saat media, warga, dan komunitas lokal seperti Berita Situbondo Terkini berjalan seiring, perubahan bukan lagi hal yang mustahil.
Penutup
Portal Narasi, melalui kanal Cuitan Rakyat, sedang membuktikan bahwa media digital tak harus melulu berbicara dari menara gading. Dengan kemauan mendengar dan kemampuan menyusun, suara rakyat bisa menjadi bahan berita yang bernilai tinggi—bukan sekadar pengisi ruang.
Didukung oleh jaringan lokal yang solid seperti Berita Situbondo Terkini, media ini mengajak masyarakat untuk tak hanya membaca berita, tetapi turut membentuknya. Karena pada akhirnya, jurnalisme terbaik adalah yang tumbuh bersama rakyat, bukan di atasnya.