Masjid Agung Baiturrahman Rembang yang biasa dikenal dengan nama “Masjid Baiturrahman” atau sekadar “Masjid Agung Rembang” diyakini merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Rembang. Meski tak setua Masjid Agung Rembang yang dibangun pada tahun 1814 M, namun masjid ini kaya akan sejarah sejak masa kelam penjajahan Belanda. Legenda mengatakan bahwa Kartosuwiryo, pendiri Negara Islam Indonesia, pernah mengunjungi masjid ini untuk melakukan ritual keagamaan.
Kompleks Pemakaman Kerajaan Rembang merupakan tempat pemakaman suci tempat para anggota keluarga kerajaan Rembang dimakamkan.
Selain bangunan induk yang terlihat kuno dan antik, di dalam kompleks Makam Kerajaan Rembang juga terdapat pemakaman yang terletak di sisi barat masjid. Orang-orang yang dimakamkan di kawasan ini merupakan tokoh-tokoh penting kerajaan Rembang, termasuk Adibati Rembang. Salah satunya adalah Raden Tumenggung Pratiktoningrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Adipati Sedo Laut” yang meninggal di laut saat berlayar, sehingga makam tersebut sering disebut dengan makam Sedo Laut. Kompleks pemakaman dengan seni
arsitektur Eropa berbentuk segi delapan ini juga mencakup beberapa kuburan lainnya antara lain:
– Makam Adipati Condrodiningrat – 1289 M
– Makam Istri Adipati Condrodiningrat – 1291 M
– Makam Istri Pangeran Sedo Laut – Tidak tercatat tahun pada batu nisan tersebut
– Makam Istri Patih Pati – Tidak tercatat tahun pada batu nisan tersebut
Arsitektur megah Masjid Raya Baiturrahman
Dahulu bangunan Masjid Agung Baiturrahman Rembang hanya terbuat dari struktur kayu sederhana. Seiring berjalannya waktu, konstruksi kayu menjadi rapuh dan daya tahannya menurun sehingga menyebabkan bangunan masjid menjadi miring. Pada tahun 1980-an, masjid ini mengalami renovasi pertama, mengubah strukturnya menjadi seperti sekarang dan mengganti dinding kayu dengan dinding bata permanen.
Peningkatan lebih lanjut dilakukan pada tahun 2012, menghasilkan bangunan megah namun klasik seperti yang kita lihat sekarang. Tak heran jika biaya renovasi mencapai Rp. 1.3 milyar.
Masjid Baiturrahman Desa Sulang dua lantai mengikuti konsep tradisional Indonesia, dengan ukiran rumit di pintu masuk dan beberapa elemen yang terinspirasi dari Timur Tengah. Masjid Agung Baiturrahman Rembang yang luas mampu menampung hingga 2.000 jamaah sekaligus.
Atapnya yang berbentuk piramida tiga tingkat dan fasad unik dengan pengaruh Timur Tengah menampilkan arsitektur tradisionalnya. Berbagai ukiran kayu menghiasi bangunan (pintu, jendela, pilar, dll).
Didirikan oleh Adipati Condrodiningrat pada tahun 1814, masjid ini kini menjadi situs cagar budaya di Rembang, telah mengalami kurang lebih enam kali renovasi dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya.