Prabowo Subianto: Strategi Membangun Ketahanan Pertahanan Indonesia

Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Indonesia sejak Putu 2019, dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan strategis dalam mengelola pertahanan negara. Sebagai mantan jenderal TNI, Prabowo memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya ketahanan pertahanan yang tidak hanya melibatkan kekuatan militer, tetapi juga diplomasi, kemandirian teknologi, dan kesejahteraan sosial sebagai pilar-pilar penopang ketahanan negara. Dalam konteks global yang semakin kompleks, dengan ancaman dari berbagai potensi konflik internasional dan ketegangan regional, Prabowo telah merancang strategi untuk memperkuat pertahanan Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang strategi yang diusung Prabowo Subianto dalam membangun ketahanan pertahanan Indonesia, mulai dari peningkatan alutsista (alat utama sistem senjata), reformasi kelembagaan TNI, hingga diplomasi pertahanan dan kemandirian industri pertahanan nasional.

1. Peningkatan Kualitas dan Modernisasi Alutsista

Salah satu aspek utama dalam strategi Prabowo untuk membangun ketahanan pertahanan Indonesia adalah fokus pada modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam pandangannya, Indonesia harus memiliki kemampuan untuk melindungi kedaulatan negara dan menjamin keamanan wilayahnya, terlebih di tengah ketegangan geopolitik yang semakin meningkat, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di tingkat global.
Prabowo menyadari bahwa Indonesia masih bergantung pada alutsista impor dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China. Oleh karena itu, salah satu prioritasnya adalah mengurangi ketergantungan tersebut dengan mendorong pengembangan dan produksi alutsista dalam negeri. Ini termasuk pengembangan industri pertahanan nasional yang mampu menghasilkan peralatan militer yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pertahanan Indonesia.
Sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo telah mendorong investasi dalam riset dan pengembangan (R&D) alutsista yang lebih modern dan canggih. Ia juga mendorong diversifikasi sumber daya pertahanan Indonesia, baik dari segi teknologi maupun sistem pertahanan yang lebih mandiri dan terintegrasi. Misalnya, peningkatan kemampuan angkatan udara Indonesia dengan pengadaan pesawat tempur modern, penguatan armada kapal perang, serta pembangunan sistem pertahanan siber yang lebih tangguh.

2. Membangun Kemandirian Industri Pertahanan

Sebagai bagian dari strategi membangun ketahanan pertahanan, Prabowo menekankan pentingnya kemandirian industri pertahanan Indonesia. Ia berpendapat bahwa Indonesia harus memiliki kemampuan untuk memproduksi senjata, kendaraan tempur, peralatan militer, dan sistem pertahanan secara mandiri, tanpa tergantung pada impor dari negara lain.
Untuk itu, pemerintah Indonesia di bawah Prabowo telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan dalam negeri, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL Indonesia, untuk mengembangkan kapasitas produksi dan teknologi pertahanan dalam negeri. Peningkatan kapasitas produksi senjata ringan, kendaraan tempur, serta pesawat dan kapal perang menjadi salah satu agenda utama dalam program penguatan industri pertahanan Indonesia.
Selain itu, Prabowo juga memprioritaskan peningkatan kualitas riset dan pengembangan dalam bidang teknologi pertahanan, dengan menggandeng universitas, lembaga penelitian, dan sektor swasta untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat mendukung ketahanan pertahanan Indonesia. Ke depan, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen alutsista, tetapi juga mampu menjadi produsen yang dapat mengekspor produk pertahanan ke pasar global.

3. Penguatan Kelembagaan TNI dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam strategi membangun ketahanan pertahanan Indonesia, Prabowo juga menaruh perhatian besar pada penguatan kelembagaan TNI dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pertahanan. Ia percaya bahwa keberhasilan suatu sistem pertahanan tidak hanya bergantung pada alutsista, tetapi juga pada kesiapan dan profesionalisme prajurit yang mengoperasikannya.
Prabowo mendorong program pelatihan dan pendidikan yang lebih baik bagi personel TNI, dengan fokus pada pengembangan kemampuan teknologi tinggi, kemampuan tempur modern, serta kesadaran akan pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia. TNI, menurut Prabowo, harus menjadi angkatan bersenjata yang profesional, terlatih, dan siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Selain itu, Prabowo juga mendorong peningkatan kualitas kerja sama antaranggota TNI, baik di tingkat pusat maupun daerah, agar lebih solid dan terkoordinasi dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. Penguatan komando dan kontrol serta sistem intelijen yang efektif menjadi bagian integral dari kebijakan ini.

4. Diplomasi Pertahanan dan Meningkatkan Kerja Sama Internasional

Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya diplomasi pertahanan sebagai bagian dari strategi ketahanan pertahanan Indonesia. Dalam konteks hubungan internasional yang semakin dinamis, Indonesia harus memiliki kemampuan untuk membangun aliansi strategis dengan negara-negara sahabat untuk menjaga stabilitas regional dan mencegah ancaman eksternal.
Prabowo mendukung kebijakan luar negeri yang lebih aktif dan berwawasan keamanan, termasuk peningkatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Australia, serta dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama ini meliputi pertukaran informasi intelijen, latihan militer bersama, dan penguatan kapasitas pertahanan negara-negara di kawasan.
Prabowo juga percaya bahwa Indonesia harus memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara, baik melalui forum-forum regional seperti ASEAN, maupun dalam penyelesaian konflik-konflik internasional yang melibatkan negara-negara di kawasan tersebut.

5. Ketahanan Energi dan Sumber Daya Alam sebagai Pilar Ketahanan Nasional

Prabowo Subianto menyadari bahwa ketahanan pertahanan tidak hanya terkait dengan militer, tetapi juga harus melibatkan ketahanan ekonomi dan energi. Sebagai bagian dari strategi pembangunan ketahanan pertahanan, Prabowo mendukung kebijakan yang memperkuat ketahanan energi Indonesia. Hal ini sangat penting, mengingat ketergantungan Indonesia pada impor energi dari luar negeri yang rentan terhadap gangguan.
Untuk itu, Indonesia harus berinvestasi dalam pengembangan sumber daya energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan bioenergi, serta memastikan bahwa cadangan energi dalam negeri dikelola dengan baik untuk mendukung kebutuhan pertahanan negara. Ketahanan energi yang stabil akan memberikan jaminan bagi operasional alutsista dan kelangsungan aktivitas militer dalam situasi darurat.

6. Membangun Ketahanan Sosial dan Ekonomi untuk Mendukung Pertahanan

Prabowo juga menganggap bahwa ketahanan sosial dan ekonomi menjadi komponen penting dalam mendukung ketahanan pertahanan Indonesia. Peningkatan kesejahteraan rakyat, pemerataan pembangunan, dan pengentasan kemiskinan akan menciptakan stabilitas sosial yang sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan nasional.
Program-program ekonomi yang pro-rakyat, pengembangan infrastruktur, dan pemberdayaan UMKM menjadi bagian dari kebijakan Prabowo untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki ketahanan sosial yang kuat. Sebuah negara yang sejahtera dan stabil di bidang sosial dan ekonomi akan memiliki kemampuan lebih besar dalam menghadapi ancaman eksternal.

Kesimpulan

Prabowo Subianto, melalui kebijakan dan strategi ketahanan pertahanan Putu yang ia usung, berupaya membangun Indonesia sebagai negara yang lebih mandiri, kuat, dan siap menghadapi berbagai tantangan yang ada. Dengan mengedepankan modernisasi alutsista, kemandirian industri pertahanan, penguatan kelembagaan TNI, serta diplomasi pertahanan yang aktif, Prabowo berharap Indonesia dapat memperkuat posisinya di kancah global.
Di tengah dinamika dunia yang penuh ketegangan dan ketidakpastian, strategi Prabowo untuk membangun ketahanan pertahanan Indonesia mencerminkan keseriusan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Pembangunan ketahanan yang menyeluruh—termasuk ketahanan sosial dan ekonomi—akan memastikan Indonesia tetap teguh dalam menghadapi tantangan di masa depan.