Kiprah Prabowo Subianto dalam Dunia Politik: Dari Gerindra hingga Koalisi Pemerintah

Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh sentral dalam politik Indonesia modern. Sebagai mantan jenderal TNI yang berpengaruh, perjalanan politiknya menunjukkan transformasi yang menarik—dari seorang oposisi yang kuat terhadap pemerintah, hingga akhirnya bergabung dalam koalisi pemerintahan. Kiprah Prabowo di dunia politik penuh dengan dinamika dan pergeseran strategi, yang mencerminkan kematangan politik dan pragmatisme dalam menghadapi tantangan negara.
Artikel ini akan membahas perjalanan politik Prabowo Subianto, mulai dari pendirian Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), langkah-langkahnya dalam Pemilu Presiden, hingga keputusan mengejutkan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

1. Mendirikan Partai Gerindra: Dasar Politik Prabowo

Setelah mengundurkan diri dari TNI pada 1998, Prabowo Subianto memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Pada tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sebuah partai yang bertujuan untuk membawa perubahan besar di Indonesia, dengan fokus pada nasionalisme, ekonomi yang mandiri, dan reformasi sosial. Gerindra didirikan dengan visi untuk menciptakan Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera, serta mengurangi ketergantungan pada negara asing.
Sebagai partai yang baru, Gerindra langsung menarik perhatian banyak kalangan, berkat tokoh utama yang kuat dan ambisius—Prabowo Subianto. Prabowo, dengan latar belakang militernya, dikenal sebagai sosok yang tegas, karismatik, dan berani mengambil keputusan besar. Ia juga memanfaatkan populitasnya sebagai mantan jenderal dan ketua Kopassus untuk membangun citra partai yang nasionalis dan berwibawa.
Seiring dengan pertumbuhan partai ini, Gerindra mulai menarik perhatian dalam panggung politik Indonesia, dan Prabowo dengan cepat menjadi salah satu tokoh utama dalam perpolitikan Indonesia.

2. Maju dalam Pemilu 2014 dan 2019: Tantangan Menuju Kepemimpinan

Setelah mendirikan Gerindra, Prabowo langsung mengambil langkah besar dengan mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu 2014. Dalam Pemilu tersebut, ia berpasangan dengan Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Kampanye mereka mengusung tema nasionalisme, ekonomi yang mandiri, serta pemberantasan korupsi dan pemerintahan yang bersih. Visi Prabowo yang tegas dalam memperjuangkan Indonesia yang berdaulat dan mengutamakan kepentingan nasional membuatnya mendapat banyak dukungan dari masyarakat, terutama yang ingin melihat perubahan besar dalam pemerintahan.
Meski kampanye mereka mendapat sambutan hangat di banyak daerah, Prabowo akhirnya kalah dalam pemilu tersebut oleh Joko Widodo (Jokowi), yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Namun, meski kalah, Prabowo tetap mempertahankan integritas dan terus menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Jokowi, sekaligus terus memperkuat Gerindra sebagai kekuatan oposisi yang signifikan.
Pada Pemilu 2019, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden, kali ini berpasangan dengan pengusaha Sandiaga Uno. Kampanye mereka kembali berfokus pada isu-isu ekonomi, lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan. Namun, meskipun berhasil memperoleh dukungan luas, terutama di kalangan pemilih yang menginginkan perubahan ekonomi yang lebih besar, Prabowo kembali kalah dari Jokowi-Ma’ruf Amin.
Kekalahan ini, meskipun terasa pahit, tidak membuat Prabowo mundur dari peran politiknya. Ia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin oposisi, sambil mempersiapkan langkah-langkah baru untuk masa depan politik Indonesia.

3. Dari Oposisi ke Koalisi Pemerintah: Keputusan Tak Terduga

Pada Oktober 2019, dunia politik Indonesia dibuat terkejut ketika Prabowo Subianto memutuskan untuk bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo. Meski sebelumnya menjadi rival politik dalam dua pemilu berturut-turut, Prabowo memilih untuk menjadi bagian dari kabinet Presiden Jokowi dengan menerima tawaran untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Keputusan ini menciptakan banyak spekulasi. Beberapa pihak menganggapnya sebagai langkah pragmatis, di mana Prabowo menyadari bahwa untuk memajukan Indonesia, kerjasama lintas partai dan antar tokoh politik diperlukan. Di sisi lain, ada yang menganggapnya sebagai langkah mengejutkan yang bisa merusak citra Gerindra sebagai partai oposisi yang selama ini berperan kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Namun, Prabowo sendiri menjelaskan bahwa ia memilih untuk bergabung dalam pemerintahan demi kepentingan bangsa. Ia berkomitmen untuk bekerja bersama pemerintah dalam memperkuat pertahanan Indonesia dan memastikan kedaulatan negara tetap terjaga. Dalam pidato-pidatonya, Prabowo selalu menekankan bahwa keputusan ini diambil demi kepentingan nasional, bukan untuk ambisi pribadi atau partai.
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo memiliki peran strategis dalam menjaga pertahanan negara, memperkuat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), serta memastikan TNI dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Ia juga mendorong agar Indonesia lebih mandiri dalam bidang pertahanan, dengan mengurangi ketergantungan pada negara-negara luar dalam hal pengadaan alat militer.

4. Gerindra di Tengah Koalisi: Posisi Politik Partai dan Strategi Prabowo

Meskipun Prabowo bergabung dalam kabinet Jokowi, Partai Gerindra tetap berada di jalur oposisi yang lebih independen dan kritis. Gerindra memilih untuk tidak sepenuhnya berada dalam koalisi pemerintahan, meskipun dalam beberapa isu tertentu, mereka menunjukkan dukungan untuk kebijakan-kebijakan yang dianggap berpihak pada rakyat.
Salah satu contoh nyata dari peran Gerindra adalah dalam isu-isu ekonomi dan pembangunan. Partai ini terus mengedepankan pentingnya reformasi ekonomi, pengurangan ketimpangan sosial, dan pemerataan pembangunan. Gerindra juga terus memperjuangkan agar pemerintah lebih fokus pada pemberdayaan sektor-sektor yang menjadi kekuatan Indonesia, seperti pertanian dan industri kreatif.
Prabowo, meskipun berada di kabinet, tetap memastikan bahwa Gerindra sebagai partai memiliki suara yang bebas dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan visi mereka. Dalam beberapa kesempatan, Gerindra juga tampil sebagai “pemerintah bayangan,” menyuarakan alternatif kebijakan di luar kebijakan resmi pemerintah.

5. Peran Prabowo dalam Politik Indonesia: Dari Oposisi hingga Pengaruh di Pemerintahan

Kiprah Prabowo Subianto dalam politik Indonesia menunjukkan bagaimana seorang tokoh besar dapat bertransformasi dari pemimpin oposisi menjadi bagian integral dari pemerintahan. Dalam perjalanan politiknya, Prabowo menunjukkan kedewasaan politik dan kematangan dalam mengambil keputusan yang penting bagi masa depan Indonesia.
Keputusan Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi tidak hanya menunjukkan sisi pragmatisnya, tetapi juga mencerminkan bahwa politik Indonesia semakin cenderung menuju koalisi yang lebih inklusif, dengan mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo kini memiliki kesempatan untuk menerapkan kebijakan pertahanan yang lebih kuat dan meningkatkan kapasitas TNI untuk menjaga kedaulatan negara.
Namun, meskipun berada di dalam pemerintahan, Prabowo dan Gerindra tidak kehilangan identitasnya sebagai partai yang kritis. Ini adalah salah satu ciri khas dari perjalanan politik Prabowo: meskipun ia pernah kalah dalam dua pemilu presiden, ia tetap menjadi tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam politik Indonesia, baik sebagai bagian dari pemerintah maupun sebagai oposisi yang konstruktif.

6. Kesimpulan: Kiprah Politik Prabowo Subianto yang Dinamis

Kiprah Prabowo Subianto dalam dunia politik Indonesia menggambarkan perjalanan yang penuh dinamika, penuh tantangan, dan penuh pergeseran strategi. Dari mendirikan Partai Gerindra hingga menjadi Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Jokowi, perjalanan politik Prabowo menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang fleksibel, pragmatis, dan memiliki visi jangka panjang untuk Indonesia.
Sebagai jenderal TNI yang beralih ke politik, Prabowo menunjukkan bagaimana pengalaman militernya membentuk pandangannya tentang negara, pemerintahan, dan ketahanan nasional. Namun, sebagai calon pemimpin negara, ia juga memahami bahwa politik Indonesia tidak bisa dijalankan dengan pendekatan yang kaku. Dalam banyak hal, Prabowo menunjukkan bahwa keberhasilan dalam politik tidak hanya ditentukan oleh kekuatan atau dominasi, tetapi oleh kemampuan untuk beradaptasi, berkolaborasi, dan terus mengedepankan kepentingan rakyat. Kiprah Prabowo akan terus menjadi bagian penting dalam politik Indonesia di masa depan.